Bisnis MLM (Multi Level Marketing) adalah salah satu jenis bisnis yang saya kenal pertama kali. Bisnis ini untungnya saya kenal sejak dulu yaitu sejak masih unyu-unyu alias mahasiswa semester ke-4. Kenapa saya bilang untung? Karena ketika bergabung kedalam bisnis MLM ini, pikiran saya menjadi terbuka untuk jenis bisnis yang lainnya.
Produk Bisnis MLM, Amway |
Ternyata, menjalankan bisnis MLM tidak semudah yang dibayangkan apalagi semudah mimpi-mimpi yang disampaikan oleh para upline. Kok bisa? Ya bisa, karena sejatinya bisnis MLM sama dengan bisnis lainnya yaitu jualan produk.
Bisnis MLM adalah salah satu jenis teknik menjual produk yang dilakukan dengan cara menjual produk langsung ke tangan konsumen atau terkenal dengan istilah "Direct Selling", makanya di Indonesia ada asosiasinya yaitu Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).
Apa sih yang dimaksud "Direct Selling"? Maksudnya adalah perusahaan penyedia barang (Produsen) menjual barang secara langsung kepada konsumen. Gimana? Sudah paham, kalau belum silahkan dilanjutkan membacanya.
Oke kita lanjut. Untuk menarik konsumen agar membeli produknya maka perusahaan memberikan pemanis dalam bentuk "Peluang bisnis", "Harapan bebas finansial", dan lain sebagainya untuk para konsumen yang ingin membantunya memasarkan produk-produk mereka.
Konsumen-konsumen seperti inilah yang kemudian dikenal dengan istilah "Upline" dan "Downline", yaitu konsumen yang mengambil pemanis tersebut. Jadi bisa dikatakan distribusi barang ke tangan konsumen dilakukan tanpa melalui distributor dan agen penjualan. Dan tentu hal ini akan mengurangi biaya.
# Apa Yang Salah Dengan Bisnis MLM (Multi Level Marketing)?
Mungkin sebagian dari Anda jika ditawarin bisnis MLM pasti akan kabur ngacir. Iya kan, nggak usah senyum-senyum sendiri, karena saya juga pernah mengalaminya.
Kenapa ini bisa terjadi? Karena pada prinsipnya, orang-orang di sekeliling kita tidak ingin menjadi seorang sales (penjual) produk.
Saya sendiri pada waktu itu juga nggak suka jualan. Tapi kenapa pada waktu itu saya bergabung dengan bisnis MLM? Karena saya diberikan iming iming berupa mimpi dan harapan banyak uang.
Untuk mengajak saya bergabung menjadi anggota bisnis MLM tidaklah mudah karena saya selalu menghindar. Tapi karena kegigihan teman saya maka saya pun terjun kedalam bisnis MLM. Dan nggak tanggung-tanggung, saya ikut bisnis MLM sebanyak 3 (tiga) jenis.
Apakah saya sukses menjalankan bisnis MLM ini? Nggak. Kenapa? Karena pada prinsipnya, saya nggak suka dengan produk-produk mereka. Kenapa ini bisa terjadi, karena saya nggak menemukan azas manfaat didalamnya.
Karena saya nggak bisa menemukan azas manfaat didalam produk sekaligus karena harga produknya mahal dan tidak bisa bersaing maka saya meninggalkan bisnis MLM tersebut hanya dalam waktu 1 (satu) tahun.
Terus siapa yang salah? Yang salah adalah saya. Karena saya gagal memilih bisnis MLM yang benar-benar bisa dijalankan dan menghasilkan keuntungan. Keuntungan buat siapa? Keuntungan buat upline dan downline karena produknya mudah dijual serta keuntungan konsumen karena merasakan manfaatnya.
Kenapa saya bilang "Yang salah adalah saya"? Karena ini adalah sebuah bisnis. Dan jika kita ingin sukses menjalankan bisnis maka kita harus paham betul dengan bisnis tersebut. Lakukanlah terlebih dahulu riset, riset, dan riset.
Dan ini memang benar-benar kesalahan saya karena saya nggak pernah melakukan riset terlebih dahulu. Atau pun jika saya melakukan riset dan tahu hasilnya, saya nggak berani bilang "Tidak".
Dan apakah saya menyesal karena saya salah? Kalau dikatakan menyesal, itu pasti. Tapi karena kegagalan seperti inilah saya menjadi lebih banyak belajar. Dan saya selalu ingat satu hal penting jika ingin sukses menjalankan bisnis, "Open Mind And Positive Thinking atau kurang lebihnya Berpikiran Terbuka dan Berpikiran Positif".
# Pelajaran Penting Dari Pengalaman Singkat Bisnis MLM
Saya nggak sukses menjalankan bisnis MLM, atau bisa juga dikatakan saya belum menjalankan bisnis MLM dengan sungguh-sungguh.
Tapi dari pengalaman saya tersebut dapat saya simpulkan beberapa pelajaran berharga terkait dengan bisnis MLM.
- Lakukanlah riset terlebih dahulu tentang kualitas produk dan harganya. Kenapa? Karena kedua kriteria inilah yang akan menentukan, apakah produk tersebut mudah dijual atau tidak. Jika produk sulit terjual maka silahkan Anda pertimbangkan secara matang apakah akan masuk menjalankan bisnis MLM ini atau tidak.
- Jangan bergabung bisnis MLM karena "Tidak enak hati". Siapa pun orang yang menawari kamu bergabung kedalam bisnis MLM harus kamu tolak dan katakan "Tidak". Kenapa? Karena jika kamu sudah tahu tentang prinsip pertama diatas, kualitas dan harga, dan ternyata produk tidak sesuai kriteria. Kemudian kamu memaksakan bergabung dengan mereka maka sudah bisa dipastikan kamu akan rugi.
- Nggak usah khawatir karena kamu nggak bisa bergabung dengan bisnis MLM tersebut. Kenapa? Karena bisnis MLM jumlahnya sangat banyak. Dan kamu bisa memilih bisnis MLM yang menurut kamu memiliki produk unik, berkualitas, dan harga terjangkau (wajar). Sehingga kamu pun nggak akan kesulitan menjual produk tersebut berdasarkan azas manfaat.
- Lakukan penjualan langsung produk bisnis MLM ke tangan konsumen dengan cara yang jujur dan tidak memaksa. Kenapa? Semakin kamu nggak jujur dan memaksa konsumen maka semakin benci konsumen tersebut. Dan kalau konsumen sudah benci maka yang dibenci tidak hanya kamu tetapi juga dengan bisnis MLM yang kamu ikuti.
- Jangan pernah memaksa seseorang menjadi downline. Ini adalah prinsip bisnis. Semakin kamu memaksa teman atau keluarga kamu menjadi seorang downline maka semakin benci mereka kepada kamu. Nggak usah menipu mereka dengan kata-kata "Mudah dapat untung", "Mudah dijalankan", "Mudah mendapatkan Bonus", dan lain sebagainya. Kenapa? Karena semua orang tahu, menjual produk itu nggak gampang. Apalagi jika produk tersebut tidak mengikuti kaidah azas manfaat.
- Jika kamu ingin mencari downline, lakukanlah secara wajar dan tidak berlebihan. Katakanlah secara jujur bahwa bisnis MLM intinya adalah menjual produk. Tentu kamu juga harus menjelaskan keuntungan dan kerugian bergabung menjadi anggota bisnis MLM kamu. Dan tunjukkan kalau calon downline lah yang memerlukan bisnis MLM, bukannya bisnis MLM yang memerlukan mereka. Tapi harus kamu lakukan secara elegant ya.
Kenapa saya mengatakan beberapa hal diatas?
Karena berdasarkan pengalaman saya diatas banyak sekali anggota yang menurut saya kurang paham dengan namanya bisnis MLM. Apalagi prinsip berbisnis yang baik.
Bukan karena mereka nggak paham, tapi kebanyakan bisnis MLM adalah bisnis pertama yang mereka kenal. Dan biasanya karena mereka ingin berbisnis dan mendapatkan keuntungan tetapi belum tahu bisnis apa yang akan dijalankan. Dan nggak disangka, ketemulah dia dengan bisnis MLM yang dibawa oleh orang terdekat mereka.
Jadi deh, dia masuk menjadi anggota unyu-unyu.
Berdasarkan pengalaman diatas, saya mendapatkan banyak wawasan seputar strategi marketing dan kriteria produk yang mudah dijual. Dan saya malah sangat bersyukur diajak bergabung masuk kedalam bisnis MLM. Kenapa? Karena bisnis MLM, saya menjadi orang yang sangat menyukai dunia bisnis, dan investasi sampai sekarang ini. Meskipun saya nggak pernah berhasil menjalankan bisnis MLM.
Coba saja kalau dulu temen saya nggak pernah nawarin bisnis MLM, mungkin saya masih saja menjadi seorang pegawai yang hanya mengandalkan gaji bulanan untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan sekolah anak, dan masa pensiun.