Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai cara menentukan stop loss atau cut loss, sebaiknya Anda harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan volatility.
Dengan mengetahui volatilty harga currency pair maka akan membantu kita menentukan titik stop loss atau cut loss dengan tepat sehingga posisi trading kita tidak akan ditutup terlalu dini karena adanya beberapa sinyal palsu atau lonjakan harga sesaat yang sedang menguji titik resistence atau support.
Sebagai contoh ketika Anda kemaren berdagang currency pair GBP/USD yang mempunyai range pergerakan harga sekitar 100 pip sehari dan kemudian Anda memasang stop loss sebesar 10 pip dari harga beli / jual maka sudah dapat dipastikan posisi trading Anda tersebut akan tertutup terlalu cepat atau terlalu dini. Hal ini terjadi karena sangat mudah sekali bagi currency pair tersebut untuk bergerak sebesar 10 pip.
Ada sebuah tool yang dapat membantu kita menentukan volatility harga currency pair yang akan kita perdagangkan yaitu dengan menggunakan bantuan indikator Bollinger Band dan ATR. Dan sebelumnya kedua indikator ini juga sudah pernah kita bahas pada tulisan dengan judul "Cara mengukur volatility pasar forex".
Cara Menentukan Stop Loss Berdasarkan Bollinger Band
Ketika pita bollinger band menyempit itu menandakan bahwa volatility harga di pasar berkurang dan sebaliknya ketika pita bollinger band melebar itu menandakan bahwa volatility harga di pasar semakin besar. Untuk mengetahui definisi ini Anda bisa membacanya lagi di halaman "Cara mengukur volatility pasar forex".
Dengan mengetahui besarnya nilai volatility currency pair akan membantu kita menentukan titik stop loss dengan tepat sehingga penentuan jumlah volume kontrak perdagangan dapat ditentukan dengan tepat pula.
Kita dapat meletakkan titik stop loss atau cut loss diatas atau dibawah pita bollinger band seperti gambar diatas. Tentunya kita harus menghitung terlebih dahulu berapa volatility currency pair dalam satuan pip untuk menentukan faktor risiko trading forex yang akan kita lakukan.
Cara Menentukan Stop Loss Berdasarkan Indikator ATR
Cara kedua adalah menentukan stop loss berdasarkan volatility yang diukur menggunakan indikator Average True Range (ATR).
Ketika Anda menggunakan indikator ATR maka Anda harus menentuka terlebih dahulu waktu, dan periode atau jumlah bar yang akan digunakan.
Misalkan saja Anda memilih currency pair GBP/USD dalam periode jam (hourly) dan Anda masukkan parameter ATR 50 maka indikator ATR ini akan menunjukkan pergerakan rata-rata currency pair selama 50 jam terakhir.
Jika Anda sudah tahu berapa nilai volatility currency pair yang akan diperdagangkan maka langkah berikutnya yang harus Anda lakukan adalah menentukan jumlah volume kontrak perdagangan dengan tepat.
Jadi intinya kita mengukur volatility currency pair ini adalah membantu kita untuk menentukan seberapa besar range risiko dalam satuan pip yang dapat menahan pergerakan fluktuatif harga di pasar. Dan kemudian nilai risiko tersebut (dalam satuan pip tadi) kita bandingkan dengan persentase risiko kita terhadap modal untuk menentukan jumlah volume kontrak perdagangan yang tepat.
Kenapa hal ini harus dilakukan? karena agar kita tidak terjebak dengan istilah posisi perdagangan tertutup secara prematur.