Pengaruh Data Penjualan Ritel atau Data Ritel Sales Di Pasar Forex adalah sebuah topik yang sangat menarik untuk diperhatikan berkaitan dengan analisis fundamental di pasar forex khususnya untuk Anda yang berprofesi sebagai trader forex.
Data ritel sales adalah data yang menunjukkan tingkat kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya yang sekaligus merupakan komponen penting penggerak perekonomian suatu negara. Jika masyarakat termasuk Anda dan saya tetap membelanjakan uang maka perekonomian akan terus berkembang.
Data Penjualan Ritel |
Data ritel sales adalah data yang menunjukkan tingkat kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya yang sekaligus merupakan komponen penting penggerak perekonomian suatu negara. Jika masyarakat termasuk Anda dan saya tetap membelanjakan uang maka perekonomian akan terus berkembang.
Data penjualan ritel dapat menggambarkan trend daya beli konsumen yang akan memberikan dampak langsung terhadap kekuatan ekonomi suatu negara. Di Amerika dan beberapa negara lain data penjualan ritel atau eceran ini dirilis setiap bulan biasanya 2 minggu setelah bulan tersebut berakhir. Dan secara rinci data penjualan ritel dibagi atas 2 item yaitu barang-barang konsumsi yang tahan lama (consumer durable goods, tahan 3 tahun) dan barang-barang konsumsi yang tidak tahan lama (consumer non-durable goods, tahan kurang 3 tahun).
Pengaruh Data Penjualan Ritel Di Pasar Forex
Jika data penjualan ritel atau data retail sales lebih baik dari data sebelumnya maka dapat dipastikan bahwa perekonomian suatu negara diindikasikan sedang bertumbuh yang dicerminkan dengan tingkat daya beli masyarakat yang semakin meningkat yang memberikan kecenderungan inflasi semakin meningkat. Naiknya tingkat inflasi akan menyebabkab bank sentral menaikkan suku bunga dan kuatnya perekonomian suatu negara akan menyebabkan menguatnya nilai tukar mata uangnya.
Dan berlaku juga sebaliknya jika data penjualan ritel atau data retail sales lebih buruk dari perkiraan atau data sebelumnya maka dapat dipastikan bahwa perekonomian suatu negara diindikasikan sedang mengalami kontraksi dan memungkinkan bank sentral menurunkan suku bunga sehingga nilai tukar mata uang semakin melemah.