Banyak sekali produk / bahan / instrument dagang seperti FOREX, CFD, Komoditas, Index, dll yang dapat dipilih sebagai instrument perdagangan tetapi kenapa kita harus memilih saham / stock sebagai instrument dagang yang paling utama. Jawabannya adalah! Hal ini disebabkan karena perdagangan / trading saham lebih banyak kelebihannya bila dibandingkan instrument dagang lainnya, semisal forex.
Kenapa Trading Saham |
Tetapi sebelum kita bahas lebih lanjut tentang kelebihan atau alasan kenapa harus trading saham dan bukan trading instrument dagang lainnya maka Anda wajib terlebih dahulu membaca tulisan sebelumnya yaitu Perbedaan Antara Trading dan Investasi.
Dan Saya hanya ingin menekankan kembali bahwa pada kesempatan ini yang kita bahas adalah TRADING SAHAM dan bukan investasi saham ya :) jadi harap diperhatikan.
Perlu diketahui bahwa untuk melakukan trading saham itu sangat mudah sekali karena yang perlu dilakukan adalah membeli saham dan menjualnya kembali ke bursa saham, Mudah kan!. Tetapi bagian trading saham yang paling sulit adalah "Kapan Waktu yang Tepat Membeli Saham dan Kapan Waktu yang Tepat Menjual Saham" sehingga kita perlu mempelajari beberapa alasan yang mampu menggerakkan harga saham menggunakan berbagai macam indikator dan teori.
Indikator dan teori yang harus kita pelajari tersebut biasa dikenal dengan istilah Fundamental Analysis dan Technical Analysis.
Untuk mempelajari fundamental analysis saham lebih mudah dibandingkan mempelajari fundamental analysis forex yang perubahannya sangat cepat / pendek dan banyak sekali faktor yang mempengaruhinya.
Mempelajari fundamental analysis saham sama dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan karena harga saham sebuah perusahaan pasti mencerminkan seberapa besar laba yang telah / akan mampu dicetak oleh perusahaan dan seberapa besar pasar menghargai perusahaan tersebut.
Laporan Keuangan perusahaan lebih mudah dipelajari oleh siapa pun termasuk oleh Anda dan tidak harus dipelajari secara mingguan seperti forex (lihat, kalender forex) karena laporan keuangan dikeluarkan setiap kuartal (triwulan) / tahun (annual), dan diringkas selama 5 (lima) tahun terakhir.
Dan kita bisa mendapatkan laporan keuangan & tahunan dan ringkasan laporan keuangan tersebut secara cuma-cuma alias gratis / tidak dipungut biaya sepeser pun serta kita tinggal pilih laporan keuangan siapa yang akan didownload melalui website Bursa Saham Indonesia.
Jadi ketika kita mempelajari laporan keuangan perusahaan maka kita dapat dengan mudah mengetahui sebenarnya saham perusahaan tersebut harusnya dihargai berapa.
Dan pergerakan harga saham pun juga tidak akan jauh berbeda dengan penilaian kita yang berdasarkan hasil penilaian laporan keuangan tadi.
Jika perusahaan tersebut terus mampu mencetak laba / keuntungan setiap tahunnya pasti harga saham nya pun akan terus merangkak naik seperti harga saham Perusahaan Telekomunikasi (TLKM), Tbk diatas.
Ketika Anda lihat grafik pergerakan harga diatas mungkin ada pertanyaan di benak Anda, kenapa kok grafik harganya tidak membentuk garis lurus / linear ya? ini dia jawabannya, hal ini disebabkan karena adanya persepsi pasar yang selalu berubah-ubah ketika menghargai sebuah saham. Dan kita tidak bisa meramal secara pasti persepsi pasar tersebut tetapi kita dapat memprediksi / mempelajarinya dengan bantuan technical analysis.
Mempelajari technical analysis saham setidaknya sama dengan mempelajari technical analysis forex dan selanjutnya technical analysis tersebut kita gunakan sebagai alat ukur untuk mengukur seberapa besar pasar menghargai sebuah saham. Dan persepsi pasar adalah salah satu alasan yang membuat pergerakan harga saham tidak semulus garis linear atau lebih tepatnya membuat harga saham bergerak naik turun seperti roller coaster.
Meskipun harga bergerak seperti roller coaster (naik - turun - naik) tetapi jika sebuah perusahaan selalu berkinerja baik / mampu membukukan keuntungan secara terus menerus maka harga saham nya pun akan terus beranjak naik seperti harga saham TLKM diatas.
Nah karena pergerakan harga saham yang seperti roller coaster inilah kita mempunyai kesempatan untuk melakukan bisnis trading saham (intraday atau swing trade). Ketika harganya turun / jenuh jual (oversold) maka saatnya kita membeli dan ketika harganya naik / jenuh beli (overbought) maka itulah saatnya kita menjual untuk merealisasikan keuntungan.
Karena dua alasan inilah kita lebih memilih trading saham jika dibandingkan trading menggunakan instrument perdagangan yang lain semisal FOREX.
Jadi pada intinya trading saham lebih mudah dipelajari serta kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar karena saham sebuah perusahaan dapat dipelajari / diprediksi kinerjanya oleh siapa saja melalui laporan keuangan yang telah dipublikasikan secara rutin kepada para investor.
Sehingga jika kita ingin sukses menjalankan bisnis trading saham maka setidaknya kita mampu membaca laporan keuangan dan memprediksi arah pergerakan pasar.
Sebagai contoh orang yang sukses menjalankan bisnis trading saham saat ini adalah Timothy Sykes (maaf untuk trader Indonesia belum bisa menampilkan karena belum mendapatkan sosoknya dan akan kami update setelah mendapatkan sosok yang sesuai dengan kriteria).
Dan berikut dibawah ini adalah performance trading yang telah Dia peroleh,
Jika dilihat dari grafik performance yang telah dicapai, Timothy Sykes telah mampu mengalahkan Indeks S&P 500.
Saya yakin bahwa trader saham Indonesia banyak sekali yang dapat dijadikan contoh atas kesuksessannya menjalankan bisnis trading saham ini akan tetapi mungkin malu diketahui banyak orang sehingga jarang dipublikasikan media.
Dan Saya hanya ingin menekankan kembali bahwa pada kesempatan ini yang kita bahas adalah TRADING SAHAM dan bukan investasi saham ya :) jadi harap diperhatikan.
Perlu diketahui bahwa untuk melakukan trading saham itu sangat mudah sekali karena yang perlu dilakukan adalah membeli saham dan menjualnya kembali ke bursa saham, Mudah kan!. Tetapi bagian trading saham yang paling sulit adalah "Kapan Waktu yang Tepat Membeli Saham dan Kapan Waktu yang Tepat Menjual Saham" sehingga kita perlu mempelajari beberapa alasan yang mampu menggerakkan harga saham menggunakan berbagai macam indikator dan teori.
Cara Membeli Saham |
Indikator dan teori yang harus kita pelajari tersebut biasa dikenal dengan istilah Fundamental Analysis dan Technical Analysis.
Untuk mempelajari fundamental analysis saham lebih mudah dibandingkan mempelajari fundamental analysis forex yang perubahannya sangat cepat / pendek dan banyak sekali faktor yang mempengaruhinya.
Mempelajari fundamental analysis saham sama dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan karena harga saham sebuah perusahaan pasti mencerminkan seberapa besar laba yang telah / akan mampu dicetak oleh perusahaan dan seberapa besar pasar menghargai perusahaan tersebut.
Laporan Keuangan perusahaan lebih mudah dipelajari oleh siapa pun termasuk oleh Anda dan tidak harus dipelajari secara mingguan seperti forex (lihat, kalender forex) karena laporan keuangan dikeluarkan setiap kuartal (triwulan) / tahun (annual), dan diringkas selama 5 (lima) tahun terakhir.
Ringkasan Laporan Keuangan |
Dan kita bisa mendapatkan laporan keuangan & tahunan dan ringkasan laporan keuangan tersebut secara cuma-cuma alias gratis / tidak dipungut biaya sepeser pun serta kita tinggal pilih laporan keuangan siapa yang akan didownload melalui website Bursa Saham Indonesia.
Jadi ketika kita mempelajari laporan keuangan perusahaan maka kita dapat dengan mudah mengetahui sebenarnya saham perusahaan tersebut harusnya dihargai berapa.
Dan pergerakan harga saham pun juga tidak akan jauh berbeda dengan penilaian kita yang berdasarkan hasil penilaian laporan keuangan tadi.
Grafik Pergerakan Harga Saham |
Jika perusahaan tersebut terus mampu mencetak laba / keuntungan setiap tahunnya pasti harga saham nya pun akan terus merangkak naik seperti harga saham Perusahaan Telekomunikasi (TLKM), Tbk diatas.
Ketika Anda lihat grafik pergerakan harga diatas mungkin ada pertanyaan di benak Anda, kenapa kok grafik harganya tidak membentuk garis lurus / linear ya? ini dia jawabannya, hal ini disebabkan karena adanya persepsi pasar yang selalu berubah-ubah ketika menghargai sebuah saham. Dan kita tidak bisa meramal secara pasti persepsi pasar tersebut tetapi kita dapat memprediksi / mempelajarinya dengan bantuan technical analysis.
Mempelajari technical analysis saham setidaknya sama dengan mempelajari technical analysis forex dan selanjutnya technical analysis tersebut kita gunakan sebagai alat ukur untuk mengukur seberapa besar pasar menghargai sebuah saham. Dan persepsi pasar adalah salah satu alasan yang membuat pergerakan harga saham tidak semulus garis linear atau lebih tepatnya membuat harga saham bergerak naik turun seperti roller coaster.
Fluktuasi Harga Saham = Roller Coaster |
Meskipun harga bergerak seperti roller coaster (naik - turun - naik) tetapi jika sebuah perusahaan selalu berkinerja baik / mampu membukukan keuntungan secara terus menerus maka harga saham nya pun akan terus beranjak naik seperti harga saham TLKM diatas.
Nah karena pergerakan harga saham yang seperti roller coaster inilah kita mempunyai kesempatan untuk melakukan bisnis trading saham (intraday atau swing trade). Ketika harganya turun / jenuh jual (oversold) maka saatnya kita membeli dan ketika harganya naik / jenuh beli (overbought) maka itulah saatnya kita menjual untuk merealisasikan keuntungan.
Karena dua alasan inilah kita lebih memilih trading saham jika dibandingkan trading menggunakan instrument perdagangan yang lain semisal FOREX.
Jadi pada intinya trading saham lebih mudah dipelajari serta kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar karena saham sebuah perusahaan dapat dipelajari / diprediksi kinerjanya oleh siapa saja melalui laporan keuangan yang telah dipublikasikan secara rutin kepada para investor.
Sehingga jika kita ingin sukses menjalankan bisnis trading saham maka setidaknya kita mampu membaca laporan keuangan dan memprediksi arah pergerakan pasar.
Sebagai contoh orang yang sukses menjalankan bisnis trading saham saat ini adalah Timothy Sykes (maaf untuk trader Indonesia belum bisa menampilkan karena belum mendapatkan sosoknya dan akan kami update setelah mendapatkan sosok yang sesuai dengan kriteria).
Timothy Sykes |
Dan berikut dibawah ini adalah performance trading yang telah Dia peroleh,
Performance Trading |
Jika dilihat dari grafik performance yang telah dicapai, Timothy Sykes telah mampu mengalahkan Indeks S&P 500.
Saya yakin bahwa trader saham Indonesia banyak sekali yang dapat dijadikan contoh atas kesuksessannya menjalankan bisnis trading saham ini akan tetapi mungkin malu diketahui banyak orang sehingga jarang dipublikasikan media.